Kamis, 29 Maret 2018

Ka'bah Bangun Sejarah Islam


Sebuah bangunan megah yang sarat hubungannya dengan religiusitas dan kentalnya sejarah peradaban Timur Tengah adalah Ka’bah. Bangunan ini lebih ramai pengunjung dibanding 

ketiga bangunan bersejarah tersebut sama-sama diwarnai sejarah Islam, suatu agama dengan penganut besar di dunia.

Sejarah Ka’bah memang sangat panjang. Namun pemerintah Saudi tidak melakukan pembangunan hanya demi pemasukan ke kas negara. Ada nilai-nilai luhur sebagai penghormatan terhadap ilmu pengetahuan serta peradaban manusia. Baik di Arab sendiri atau secara global.

Setiap tahunnya, jutaan manusia silih berganti mendatangi Ka’bah. Tujuannya beragam. Mulai dari berdagang, menunaikan ibadah haji, melaksanakan umrah, atau memang ada maksud terselubung lain. Para ulama dunia banyak yang berkumpul di area ini. Merekalah tempat menimba ilmu calon-calon ulama dari seluruh penjuru bumi.

Biasanya murid yang berguru ke ulama-ulama di sini nantinya membawa pulang ilmu barokah. Buktinya mereka menjadi ulama penyambung lidah nabi di kampung halaman masing-masing. Contohnya saja KH. Hasyim Asyari pendiri sejarah Nahdlatul Ulama dan kawan karibnya KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.

Beberapa kaum pembenci Islam dari penjuru dunia berkali-kali mencoba menistai Ka’bah. Ada yang dalam bentuk mengencingi, berusaha menyerang, hingga di era modern saat ini ada game yang menggambarkan kakbah sebagai pintu setan. Penyanyi Hollywood, Lady Gaga juga pernah mencoba menistai bangunan suci ini. Namun semuanya gagal. Hal ini justru menunjukkan kepada dunia dan sejarah bahwa bangunan ini sangat layak menjadi bagian dari keajaiban dunia.

Lokasi Awal Pendirian Ka’bah

Sungguh tidak dapat dipercaya akal sehat jika dahulunya tempat keberadaan kakbah sekarang ini adalah sebuah gurun pasir luas yang sangat tandus. Sejarah pendirian kakbah dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim as. Beliaulah seorang Nabi yang menjadi tokoh penting bagi 3 agama di dunia. Beliau ini menyandang gelar ‘Bapaknya Para Nabi’ karena telah menurunkan beberapa putra yang kemudian menjadi Nabi.

Perjalanan sejarah Ka’bah sungguh tidak singkat. Ia menembus batas waktu dan zaman. Beberapa generasi sempat memperlakukan kakbah sesuai peradabangty pada zamannya. Hingga saat ini ketika Saudi Arabia dikuasai oleh Kerajaan Saudi yang dipimpin Raja Fahd dan keturunannya, Ka’bah ikut mengalami pembangunan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah setempat memfasilitasi para jamaah haji dan umrah yang membuat kota Mekkah tidak pernah sepi.

Dahulu ketika Nabi Ibrahim as masih muda, beliau memiliki dua orang istri. Istri pertamanya adalah Siti Sarah. Sementara yang muda bernama Siti Hajar. Dari perut istri kedua beliau inilah sejarah kakbah dimulai. Siti Hajar memberikan Ibrahim as keturunan laki-laki yang kemudian diberi nama Ismail. Pada waktu bersamaan, Siti Sarah belum dapat mengaruniai Ibrahim as seorang putra pun.

Konon ceritanya, Siti Hajar bersama Ismail ditinggalkan Ibrahim as di tengah padang pasir tandus. Mereka berdua tidak lantas mengeluh dan menyalahkan Tuhan atau pun Ibrahim as sebagai kepala rumah tangga. Siti Hajar adalah seorang perempuan kuat. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia terus berlari mencarikan anaknya air untuk bertahan hidup.

Bagaimana mungkin ada sumber air bersih di tengah padang pasir ?. Ketidak mungkinan ini tidak dihiraukan oleh Siti Hajar. Wanita tersebut dengan gigih terus mencarikan sumber air agar Ismail tidak menangis karena kehausan. Ia berlarian di antara bukit Sofa dengan Marwa yang terletak di sana. Sampai sekarang orang Islam yang menunaikan ibadah haji di kakbah harus juga melaksanakan lari-larian kecil di antara kedua bukit tersebut. Kewajiban ini masuk ke dalam rukun haji yang dinamakan sa’I sebagai upaya mengingat perjuangan Siti Hajar.

Munculnya Mata Air Zam – Zam

Di waktu-waktu genting hampir terbunuh gersangnya padang pasir, Allah SWT menurunkan kasih sayangnya. Malaikat Jibril as atau yang dalam agama lain disebut Gabriel tiba-tiba datang kepada ibu dan anak ini. Malaikat yang dalam agama Islam bertugas sebagai penyampai wahyu kepada utusan-utusan Allah SWT ini menyampaikan sebuah perintah ajaib.

Malaikat Jibril as menyuruh Ismail menggedorkan kaki ke tanah terus menerus agar air memancar dari bekas tapak kakinya. Sesuatu yang jelas sulit dinilai logis bagi pemikiran orang biasa. Namun siapa sangka, berkat iman yang mereka miliki tanah bekas tapak kaki Ismail as memancarkan air segar nan bersih. Air yang keluar tersebut diklaim oleh penelitian modern sebagai air paling berkualitas sedunia.

Pada waktu Ismail as menggedorkan kaki ke tanah, Malaikat Jibril as terus menerus mengucapkan ‘Zam zam zam.’ Karena itulah sampai sekarang mata air tersebut disebut mata air zam-zam. Setiap pengunjung kota Mekkah dan penduduk aslinya menggantungkan diri pada mata air yang tak pernah habis dan tak kunjung kering apapun serta berapapun banyaknya orang mengambil airnya.

Dengan keberadaan mata air zam-zam, banyak kafilah yang melalui daerah tempat keberadaan Siti Hajar dan Ismail kemudian singgah. Beberapa dari mereka memutuskan menjadi penduduk di sana, mengikuti Siti Hajar dan putranya yang dianggap sebagai pendahulu. Kehidupan mereka pun lama kelamaan menjadi lebih baik tanpa keberadaan Ibrahim as.

Membangun Kehancuran Ka’bah

Sementara itu, Ibrahim as sedang berada di Kan’an. Beliau mendapatkan wahyu kenabian agar datang kembali ke tempatnya meninggalkan buah hati serta istri tercinta dengan perasaan berat. Wahyu tersebut juga menginstruksikan kepada Ibrahim as agar segera membangun kakbah dan mendirikan kota di sana.

Arti nama ka’bah adalah tempat dengan penghormatan paling tinggi. Ibrahim sebenarnya hanya membangun kembali ka’bah sebagai perbaikan terhadap bangunan ka’bah lama. Sebelumnya, ka’bah yang dibangun Nabi Adam as sejak turun ke bumi sudah luluh lantak akibat bencana banjir semasa Allah SWT menimpakan adzab kepada kaum Nabi Nuh as, kaum Tsamud yang mendustakan beliau.

Sejarah mencatat Nabi Ibrahim as mengulangi pembangunan ka’bah tepat di lokasi dulunya manusia pertama membangun ka’bah. Waktunya diperkirakan 1500 sebelum penanggalan Masehi. Beliau mengajak anak tercintanya, Ismail untuk melaksanakan wahyu Allah SWT tersebut. Bahan-bahan pembangunnya diambil dari batu-batu di Qubays, Gua Hira’ dan beberapa bebatuan di kawasan tersebut.

Lebih jauh dari zaman Nabi Adam as dengan Siti Hawa diusir dari surga akibat melanggar larangan Allah SWT untuk tidak memakan buah khuldi. Ternyata ada beberapa sumber sejarah yang meskipun tidak dapat dibuktikan kebenarannya, namun mereka ini sangat yakin kakbah adalah bangunan pertama di bumi. Malaikat-malaikat Allah adalah pembangunnya. Seperti yang dipercayai oleh semua agama besar, malaikat adalah makhluk Allah SWT yang amat patuh terhadap perintah-Nya. Apapun dan seberapa lama perintah harus dilaksanakan, makhluk yang diciptakan dari nur (cahaya) itu selalu bisa melaksanakannya.

Pendapat lain yang lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa ka’bah pertama kali bukan dibangun oleh Adam as. Allah SWT sendirilah yang membangun bangun hitam tersebut jauh sebelum Allah SWT Yang Maha Perkasa menciptakan dunia dan seisinya. Tepatnya 2000 tahun sebelum menciptakan planet bumi, Allah justru mengadakan ka’bah lebih dulu. Teori ini memang sedikit tidak dapat diterima logika. Namun boleh saja diterima sebagai kekayaan wawasan sejarah.

Kembali lagi ke Ka’bah yang didirikan Ibrahim as. Ka’bah ini dikenal dengan sebutan ka’bah al musyarofah. Pada waktu itu, ka’bah masih tidak memiliki atap. Tingginya 30 – 31 hasta dengan lebar 20 hasta. Bentuknya persegi dengan sisi tembok berjumlah empat dan pintu dua buah (pintunya hanya berupa gawang tanpa daun pintu). Untuk melanjutkan hidup sekalian, Pasangan bapak anak membangun beberapa kandang di sebelah utara kakbah yang difungsikan sebagai Hijir Ismail. Dalam bahasa sederhananya, Hijir Ismail adalah kandang kambing peliharaan Ismail as.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar